Valentino Rossi kembali jadi sorotan pecinta olahraga balap. Usia pembalap tim Movistar Yamaha MotoGP, memang sudah tak muda lagi, kini sudah menginjak 36 tahun. Selama kariernya di dunia balap, dia sudah mengumpulkan pundi-pundi uang hingga triliunan rupiah dari profesi dijalaninya itu.
Dikutip Forbes, pada 2012 jumlah kekayaan Rossi mencapai US$120 miliar atau setara Rp1,6 trilliun. Harta itu didapat dari gaji dan sponsorhip, kemudian bonus sebagai juara dunia MotoGP yang nilainya jutaan dolar Amerika.
Beberapa harta dimiliki Rossi adalah kapal pesiar mewah seharga US$2,2 juta atau setara Rp30 miliar, kemudian mobil Ferrari 458 seharga US$245 ribu atau setara Rp3,3 miliar. Selain itu dia juga memiliki mobil BMW M3 seharga 59,7 poundterling atau setara Rp1,1 miliar.
Rossi juga memiliki sirkuit pribadi di kota kelahirannya, Tavullia, Italia. Tetapi lintasan itu bukan untuk MotoGP yakni untuk dirt bike dan motocross. Biasanya digunakan bersama rekan-rekannya sesama pembalap asal negeri pizza. Sirkuit pribadi tersebut panjang 1.800 meter. Tak ada literatur resmi menyebutkan berapa biaya pembuatan sikuit pribadi tersebut.
Ternyata, Bank terbesar di Inggris yang berada di Swiss, HSBC, disinyalir membantu sejumlah pesohor dunia untuk menyembunyikan kekayaannya dari kejaran otoritas pajak. Yang mengejutkan, nama Rossi, termasuk salah satu nama pemilik akun rekening di bank tersebut.
International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), bekerjasama dengan lebih dari 140 wartawan dari 45 negara, merilis laporan investigasi yang menyebutkan bahwa HSBC menyediakan rekening untuk penjahat internasional, pengusaha korup, politisi dan selebriti.
"HSBC mendapatkan keuntungan dari bisnis dengan pedagang senjata yang menyalurkan bom mortir kepada tentara anak-anak di Afrika, diktator dunia ketiga, pedagang berlian dan penjahat internasional lainnya," demikian isi laporan ICIJ.
Investigasi yang dilakukan ICIJ berdasarkan bocornya data nasabah bank HSBC, yang pertama kali diperoleh oleh Le Monde. Harian Prancis ini lalu menyebarkan bocoran data itu ke media seluruh dunia, diantaranya The Guardian (Inggris), Süddeutsche Zeitung (Jerman), 60 Minutes (Amerika Serikat).
The Guardian dalam laporannya menuliskan, HSBC Swiss secara rutin memungkinkan kliennya untuk menarik uang tunai, seringkali dalam mata uang asing yang jarang digunakan di Swiss. Skema yang memungkinkan bagi klien kaya raya untuk menghindari pajak dari otoritas di Eropa, dan berkolusi untuk menyembunyikan rekening dari otoritas pajak dalam negeri.
Data nasabah, yang mencakup periode 2005-2007, mengungkapkan rincian dari sekitar 30 ribu pemilik rekening bank di HSBC Swiss dengan jumlah aset kekayaan hampir 120 miliar dolar. Dari bocornya itu, Rossi diketahui memiliki dua akun rekening bank kekayaan mencapai 23,9 juta dolar (setara dengan 29,1 miliar rupiah).
Rossi memang pernah diinvestigasi pihak berwenang dengan tuduhan penggelapan pajak dari 2002 hingga 2004 sebesar 160 juta euro (setara dengan 2,43 triliun rupiah). Kasus ditutup pada 2008, tepatnya setelah The Doctor berdamai dengan kantor pajak Italia dan membayar 35 juta euro (setara dengan 533,1 miliar rupiah).
Selain Rossi, beberapa nama yang dilaporkan ICIJ juga memiliki akun rekening di HSBC Swiss, antara lain Raja Abdullah II Yordania, petenis Marat Safin, pesepakbola Diego Forlan, eks bos F1 Flavio Briatore, hingga desainer kenamaan Valentino Garavani.
Terkait adanya laporan investigasi dari ICIJ, HSBC mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tak lagi beroperasi seperti itu lagi sejak 2007. HSBC menyatakan, kewajiban membayar pajak bergantung sepenuhnya kepada individu pemilik akun rekening, bukan otoritas bank.
Pada 2012 lalu, HSBC pernah membayar 1,9 miliar dolar (setara dengan 24 triliun rupiah) dalam penyelesaian kasus pencucian uang. Hasil penyelidikan Senat Amerika Serikat menemukan, HSBC digunakan sebagai tempat untuk mencuci uang ratusan juta dolar untuk kartel narkoba Meksiko.
ConversionConversion EmoticonEmoticon